TUTUP!!! Klik 2x...

Jarang Ziarah ke Makam Orang Tua? Kisah Ini Akan Membuat Anda Tercengang

Ini cerita persahabatan antara ‘auf bin malik al - anshari dengan as - sha’ab bin jatstsamah al - muhajiri. saking akrabnya, keduanya silih bertutur, siapa yang wafat duluan hingga yang wafat baru - baru hendak tiba buat menziarahi. taqdirnya, as - sha’ab bin jatstsamah al - muhajiri wafat lebih dahulu.

berselang lama sehabis kepergian ash - sha’ab, dia muncul dalam mimpi auf bin malik. kata ash - sha’ab yang sudah wafat, “mengapa engkau terlambat? ”

“bukan kita yang memastikan seluruh suatu. seluruhnya terdapat dalam kekuasaan allah ta’ala. bila ia menghendaki terlepas, hingga terlepaslah. dan juga bila ia menghendaki terbelenggu, hingga terbelenggulah. ” jawab ‘auf bin malik.

setelah itu, ‘auf bin malik bertanya kepada teman - temannya itu, “apakah orang yang sudah wafat dunia dapat merasakan kedatangan orang hidup yang menziarahinya? ”

“ya. ” jawab ash - sha’ab, “ini buktinya. ” ash - sha’ab menampilkan corak gelap di salah satu lututnya.

“mengapa lututmu bercorak sehitam itu? ” tanya ‘auf bin malik.

“aku mempunyai hutang 10 dinar kepada seseorang yahudi. saya belum pernah membayar hutangku kepadanya. ” tutur ash - sha’ab.

“apakah anakmu mengenali hutangmu itu? ” tanya ‘auf bin malik.

“tidak terdapat yang mengetahuinya. ” jawab ash - sha’ab.

“pergilah ke rumahku. ambilkan duit yang saya simpan di bilik batu. ” pungkas as - sha’ab di dalam mimpi.

tidak lama sehabis itu, ‘auf bin malik terbangun. siang harinya, dia bergegas ke rumah teman - temannya itu, mencari bilik yang memakai batu, mengambil duit dan juga membayarkannya kepada sang yahudi. jumlahnya persis 10 dinar.

sesampainya ‘auf bin malik di rumah sang yahudi seraya bawa duit buat melunasi hutang ash - sha’ab, sang yahudi terbelalak. “demi zat yang mengutus musa dengan kebenaran. begitu, tidak terdapat seseorang juga yang mengenali perihal ini (kecuali saya dan juga ash - sha’ab bin jatstsamah). ” ucap sang yahudi.

***

kawan, apakah terdapat orang tua kita yang sudah wafat dunia? apakah terdapat teman dekat dalam iman yang sudah terpanggil allah ta’ala? terdapatkah guru, ustadz, kiyai, ataupun siapa pun - yang berjasa dalam hidup kita - yang lebih dahulu menghadap allah ta’ala?

bila sudah, seberapa kerap kita mengunjunginya? berapa kuantitas kita dalam menziarahinya? bila tidak sempat terlebih anti - ziarah, cerita ini sepatutnya menyadarkan kamu!

wallahu a’lam.






(sumber: kisahikmah. com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ads
Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Halaman