TUTUP!!! Klik 2x...

Inilah Aib Gus Dur yang Tak Diketahui Banyak Orang

Dahulu, kala gus dur masih mengetuai nu, surahman, orang sebelah desa aku, sempat bekerja menolong dia di pbnu. saban hari menunggu kantor pbnu, sekalian mensterilkan kamar di mana gus dur duduk berkantor. sebelumnya, ia pernah sebagian tahun menolong di rumah kiai fuad amin (alm) , penjaga pesantren babakan ciwaringin, cirebon, mertua aku, sembari mengaji. kemudian kiyai fuad menugaskannya di pbnu.

surahman sempat menceritakan kepada aku menimpa pengalamannya bekerja di pbnu dan juga menemani dan juga melayani gus dur. katanya, tiap hari gus dur menerima banyak sekali tulisan dari masyarakat dan juga umatnya di daerah - daerah. terdapat pengurus nu, kiai, santri, petani, nelayan, tukang kebun, orang dagang kelontong, dan juga lain - lain. surat - surat itu dibacanya satu per satu. mayoritas isinya merupakan permohonan dorongan dana buat keperluan yang bermacam - macam, baik buat sarana organisasi, pembangunan masjid, mushalla, madrasah, pesantren ataupun buat diri seorang diri dan juga keluarganya yang lagi ketiadaan pengeluaran hidup.

gus dur membacanya satu persatu dengan cermat. dia kemudian mengambil kartu pos wesel yang terencana disiapkan dan juga ditaruh di laci meja kerjanya. setelah itu dia menuliskan dengan tangannya seorang diri. di dalamnya dia menuliskan angka rupiah tertentu dan juga berbeda - beda.

gus dur mengambil honor - honor yang diperolehnya dari tulisan yang dilansir ataupun dari seminar yang dihadirinya, kemudian dipecah bagi pertimbangannya seorang diri. gus dur kemudian memanggil surahman dan juga memintanya bawa pos - pos wesel itu ke kantor pos dan juga mengirimkannya ke alamatnya tiap - tiap. berbarengan dengan kartu - kartu pos wesel itu gus dur pula menyerahkan uangnya.

dikala itu tidak terdapat teman di sana, kecuali pribadinya (surahman). pengurus pbnu yang lain tidak sempat ketahui soal yang satu ini. bila setelah itu terdapat yang ketahui, hingga pastilah dari mulut surahman seorang diri, tidak yang lain. bukan sekali aja surahman dimohon mengerjakan tugas individu tersebut, dan juga ia tidak ketahui gus dur masih memiliki duit lagi ataupun tidak, seusai itu.

adik aku, sekalian keponakan gus dur; nanik zahiro, pula menceritakan kepada aku. ia sempat kuliah di institute ilmu (AL) qur’an (iiq) , jakarta, dini tahun 90 - an, dengan pengeluaran dari gus dur. tiap bulan, ia tiba ke pbnu buat berjumpa pamannya itu, mengambil duit indekos dan juga pengeluaran kuliahnya. sesuatu hari ia sempat kehilangan duit, karna duit dari gus dur dipakai buat keperluan lain yang tidak terduga. ia sesungguhnya sudah memohon kiriman dari bapaknya di tambak beras, jombang, namun belum pula datang. ia tiba ke gus dur di kantor pbnu buat memohon dorongan ekstra, tiba - tiba dan juga menekan. namun kala itu gus dur lagi tidak memiliki duit. tetapi dia tidak menolaknya. dia berkata: “tunggu sebentar ya, nan. aku hendak berangkat dahulu sebentar. ”

gus dur berangkat ke tempat suatu seminar yang hari itu kebetulan wajib dihadirinya. tidak lama, seusai itu dia berulang ke kantor. keponakannya masih menunggu di sana. kemudian menyerahkan amplop gaji seminar yang masih tertutup rapat itu kepadanya. “ambil seperlunya aja ya? ” katanya. nanik menerimanya dengan bahagia. setelah itu ia membuka amplop itu di hadapan pamannya itu. seusai menghitung isi amplop tersebut, ia bilang kalau keperluannya merupakan segala isi amplop itu. gus dur diam aja. “ya sudah, tidak harus apa - apa. ”

(ditulis oleh kh. husein muhammad, 18 desember 2014)




(sumber: embunhikmah. com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ads
Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Halaman