TUTUP!!! Klik 2x...

Inilah yang Dialami Tubuh Sesaat Sebelum Mati dan Beberapa Jam Setelah Mati

Mati menggambarkan kebenaran yang dibenci. kebenaran yang tidak disukai. spesialnya oleh orang - orang kafir, musyrik, dan juga munafiq. tetapi, orang - orang yang beriman sangat mendambakannya karna mati jadi pintu gerbang menurutnya buat berjumpa dengan allah ta’ala. hingga orang beriman diucap pintar tatkala dia menyadari kepastian mati dan juga bergegas buat mengumpulkan bekal guna mengarungi kehidupan sejati setelahnya.

sesaat saat sebelum mati, jantung menyudahi berdetak, napas tertahan, dan juga tubuh bergetar hebat. kuping merasa dingin, darah berbeda jadi asam dan juga kerongkongan berkontraksi dahsyat. berselang detik selanjutnya, kedokteran melaporkan kita telah wafat tatkala suplai oksigen ke otak menyudahi.

innalillahi wa inna ilahi raji’un.

sebagian keluarga menangis. orang - orang dekat bersedih. orang sebelah silih berdatangan. pihak yang hirau hendak bergegas mengurusi tubuh kita, supaya lekas dimakamkan.

percayalah, terdapat orang - orang yang hendak berbahagia dengan kematian kita; siapa juga dia, apa juga motifnya. dia dapat seseorang musuh, lawan bisnis, ataupun terlebih lagi orang dekat. dia yang berbahagia dapat pula pendamping yang saban malam tidur berbarengan.

dan juga, sesedih apa juga, mereka hendak senantiasa menempuh hidupnya. mereka hendak senantiasa makan, minum, bernafas, tertawa, dan juga menikmati hidup. cuma kita yang padat jadwal buat mengalami pertanggungjawaban yang tidak lama lagi.

sudah siap?

satu menit sehabis formal dinyatakan mati, darah kita berbeda corak, otot kita menyudahi berkontraksi, isi kantung kencing keluar tanpa kendali.

3 menit setelahnya, sel - sel otak mati seluruhnya. otak kita sudah tidak beraktifitas lagi buat selamanya. tidak terdapat bermanfaat lagi kecerdasan, nilai yang bagus, prestasi brilian, ataupun puja - puji atas nama kejeniusan kita semasa hidup.

pada menit kelima, pupil mata kita membengkak, tetapi bola mata mengerut lantaran ketiadaan aliran darah. ingatlah masa hidup yang sempat melotot kepada santri, murid, orang sebelah, kanak - kanak, ataupun pendamping hidup. dikala itu, mata kita betul - betul tidak kuasa melaksanakan apa juga.

allahu…

di menit ke 7, seluruh yang tersambung ke otak betul - betul menyudahi.

tetapi ingat, seluruh yang bersedih, siapa juga mereka hendak senantiasa menempuh hidupnya. tidak banyak kehidupan mereka yang lenyap karna kematian kita. kitalah yang malah sangat bersedih, karena seluruhnya menghindar terlebih lagi tidak dapat dimintai tolong, terlebih lagi kita sudah tidak kuasa memohon tolong.

lalu, siapa yang hendak membantu kita?

satu jam setelah itu, segala kegiatan di otot menyudahi. dampaknya, tubuh kita jadi kaku, rambut kita berdiri. inilah yang mengesankan rambut senantiasa berkembang, walaupun seorang telah wafat dunia.

setelah itu darah terkumpul. menggumpal. mati, dan juga berbeda corak. corak kulit juga berangsur jadi gelap karna tiada aliran darah. ini terjalin pada jam ke 4 hingga keenam sehabis kematian. selanjutnya, temperatur badan langsung menyusut.

di hari kedua, isi perut membusuk oleh mikroba di dalam badan. makhluk hidup lain yang masih berposisi di dalam badan kita, kuman yang berasal dari santapan, mulai mengolah diri seorang diri. dan juga di hari ketiga, terjadilah fase rigor mortis ataupun badan jadi lentur selentur penari balerina.

“pembusukan menyebabkan cedera dalam skala besar. darah menetes keluar dari mulut dan juga hidung. ” tutur dokter ‘umar ‘abdul kafi dalam novel al - wa’dul haq menarangkan peristiwa 3 hingga 5 hari sehabis kematian.

setelah itu corak badan berbeda jadi hijau, merah, kemudian membusuk. sebagian minggu setelah itu, rambut mulai rontok, kuku terkelupas, gigi tercopot bergantian ataupun seiring.

astaghfirullah…

***

kawan, seperti itu keadaan kita. seperti itu fase yang tentu hendak kita alamiah; kilat ataupun lelet, disukai ataupun dibenci. seperti itu kepastian amat tentu dari kehidupan yang tengah kita jalani.

bukanlah seseorang hamba dihidupkan, melainkan dia hendak dimatikan. karena cuma allah ta’ala yang mahahidup, kekal, yang amat dini, yang amat akhir, mahakuasa atas segala semesta raya.

cobalah berhitung, dengan hitungan amat simpel yang kita sanggup. berapa lama lagi jatah kehidupan ini? lihatlah dekat. lihatlah orang tua, nenek, kakek, sesepuh, guru, kiyai, ustadz, teman, saudara, ataupun siapa juga yang telah mendahului kita.

ingatlah mereka yang telah lebih dulu berangkat. bukankah terdapat yang kemarin hidup dan juga berbarengan kita, lalu hari ini sudah berposisi di alam yang sangat berubah?

jangan - jangan, besok kamu tidak lagi membaca tulisan kami karna penulisnya telah mati. jangan - jangan, kamu sudah tidak kuasa membaca lagi lantaran kematian yang tiba mendadak tanpa permisi.

kapan juga datangnya, mudah - mudahan kita menghadap allah ta’ala dalam kondisi husnul khatimah. aku mau wafat dalam kondisi shalat, membaca al - qur’an, ataupun jihad. gimana dengan sahabat?

wallahu a’lam.





(sumber: kisahikmah. com | kisahikmah. com)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ads
Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Halaman