TUTUP!!! Klik 2x...

Ketahuilah Rahasia Kenikmatan di Balik Sujud Ketika Anda Shalat

Sesuatu hari salah seseorang teman yang menggambarkan ahlus shuffah, abu firas radhiyallahu ‘anhu, bermalam berbarengan rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. nama asli abu firas merupakan rabi’ah bin ka’ab  (AL) aslami. bermalam (mabit) berbarengan rasulullah merupakan peluang untuk para teman buat menikmati shalat malam yang panjang nan khusyu’ di balik si qudwah shallallhu ‘alaihi wa sallam. saat sebelum shalat, abu firas mengantarkan wadhu’ (air wudhu’ beserta tempatnya) dan juga sebagian peralatan buat dia. memandang kebaikan abu firas serupa ini, tidak lalu rasulullah diam aja. dia bukan sekadar berterima kasih dengan perkata, terlebih lagi dia persilahkan abu firas buat memohon suatu. “salni…”, kata rasulullah. “mintalah suatu kepadaku.. ”. permintaan apa aja. dan juga sebagaimana kita ketahui rasulullah tidak sempat berkata “tidak”, sepanjang dia mampu memenuhi permintaan tersebut.
abu firas radhiyallahu ‘anhu tidak menyia - nyiakan peluang. ini merupakan peluang emas. bisa jadi tidak hendak terulang berulang seumur hidup. sempat terdapat salah seseorang teman yang memohon baju baru kepada rasulullah, hadiah istimewa dari salah seseorang shahabiyyah. baju tersebut waktu itu lagi dia kenakan. mendengar permitaan serupa itu, rasullah juga masuk rumah, melipat, dan juga setelah itu dia bagikan. warnanya teman tadi mau ber - tabarruk dengan menjadikan baju tersebut bagaikan kain kafan. sempat pula terdapat salah seseorang arab badui yang memohon kambing sepenuh lembah yang terdapat di antara 2 gunung. rasulullah juga bagikan. abu firas faham hendak perihal ini, rasulullah tidak sempat menolak kala dimintai suatu.

abu firas juga berfikir, permintan tipe apa yang hampir dia sanggupi, dan juga berguna sampai nanti di akhirat. abu firas memikirkan akhirat. abu firas tidak mau memohon baju. tidak pula kambing. jangankan kambing, ratusan unta juga sempat rasululllah bagikan kepada shafwan bin umayyah putra dedengkot musyrikin umayyah bin khalaf, pasca perang hunain. abu firas memohon satu perihal yang teristimewa, buat nanti di surga.

“as’aluka muraafaqataka fil jannah”. saya mau membersamaimu nanti di surga wahai rasulullah. pinta abu firas.

“ada yang lain? ”, tanya rasulullah.
“huwa dzaaka, cuma itu wahai rasulullah”, jawab abu firas.
“kalau begitu.. ”, kata rasulullah menanggapi permintaan istimewa dari abu firas ini, ”.. bantulah saya dengan perbanyak sujud. ”

subhaanallah. permintaan istimewa dari orang - orang istimewa, kepada manusia amat istimewa, wajib dicapai dengan trik yang istimewa pula.

sujud, rasulullah sebut secara spesial. rasulullah tidak menyebut kata shalat, tetapi mengkhususkan kata sujud. sebegitu istimewakah sujud itu?

sujud merupakan keadaan kala manusia lagi merendah di hadapan rabb - nya. dibuat dari tanah, lagi menyungkur berbarengan anggota tubuhnya di atas tanah. berbarengan kepala, tangan, dan juga kaki, dan juga tentu aja berbarengan hati. satu irama. dikala inilah sepatutnya seseorang hamba betul - betul terasa rendah di hadapan rabb - nya yang maha besar. terasa kerdil. terasa hina di hadapan dzat yang maha mulia.

ibadah hendak sempurna bila di dikala yang sama terkumpul 2 perihal, seseorang hamba merendahkan diri serendah - rendahnya, dan juga di dikala yang sama mengagungkannya setinggi - tingginya.
sujud merupakan dikala dimana seseorang hamba berposisi dalam keadaan amat dsekat dengan allah. sebagaimana rasulullah katakan:

أقرب ما يكون العبد من ربه وهو ساجد

“kondisi dikala seseorang hamba amat dekat dengan rabbnya merupakan kala dia lagi bersujud. ” (hr muslim)
“sujud merupakan.. ”, kata ibnul qayyim kala menarangkan rahasia di balik ibadah shalat, “.. ’ubudiyyah yang amat berarti dalam shalat, dan juga yang amat krusial dibanding rukun - rukun yang yang lain. oleh karna itu, sujud diperuntukan bagaikan penutup. sebaliknya rukuk dan juga ritual - ritual yang lain sebelumnya, diumpamakan bagaikan pembuka dan juga aksesoris. ”

inilah salah satu hikmah, kenapa rasulullah perintahkan kita supaya bersungguh begitu memanjatkan do’a dikala bersujud. sujud, identik dengan thawaf dalam ibadah haji. thawaf pula keadaan kala seseorang hamba lagi berposisi pada keadaan amat dekat dengan allah dan juga disunnahkan perbanyak do’a. perihal ini sebagaimana diungkapkan dalam suatu atsar dari ibnu umar radhiyallahu ‘anhuma. dikala itu terdapat yang bakal melamar putrinya kala dia lagi thawaf. dia diam aja sampai tuntas thawaf, setelah itu dia katakana:

أتذكر أمرا من أمور الدنيا ونحن نتراءى الله في طوافنا

“tidak pantas saya mengingat urusan dunia sedangkan kita memandang allah dalam thawaf kita”
terpaut ibadah yang bernama sujud ini, syaikhul islam menarangkan kalau yang dapat bersujud bukan cuma raga aja. bukan sekadar anggota tubuh. hati pula dapat bersujud. gimana bila hati telah bersujud? dia katakan dalam majmu’ fatawa: “demi allah, dia merupakan sebentuk sujud yang tidak hendak sempat menyudahi dan juga mengangkut kepalanya sampai dia berjumpa dengan allah ta’ala. ”
allahumma a’innaa ‘ala dzikrika wsyukrika, wahusni ‘ibaadatika




(sumber: wajibbaca. com)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ads
Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Halaman