Mempertaruhkan jutaan demi satu, itu sadis
oleh : ustadz felix siauw
namanya nasihat ulama itu harusnya didengarkan, pastilah terdapat kebaikan disitu walaupun bisa jadi getir buat diterima dan juga dilaksanakan, karena yang berilmu itu lebih utama
apabila cuma satu - dua yang menasihati, dapat jadi mereka tidak layak didengar, tetapi apabila sudah ramai yang menasihati, tidak bisa jadi jutaan kerasa seluruhnya salah, seluruhnya tidak bernilai
mengabaikan satu demi kepentingan jutaan itu logis, tetapi membela satu orang kemudian mengecam jutaan itu sadis. tidak memiliki nurani, terlebih lagi condong kearah keras kepala
membingkai peristiwa yang belum jadi, menuduh seluruh yang berseberangan dengan " makar " cuma karna ia dekat dengan penguasa, bukan langkah bijaksana
menuding gerakan belaquran bagaikan gerakan makar dan juga mengusik kedamaian, sedangkan yang jelas mengusik kedamaian disikapi biasa saja
berlindung dibalik " menunggu proses hukum " , sedangkan hukum agama senantiasa diabaikan, sementara itu dikala menghadap allah, yang allah tanya, apakah kita taat hukum syariat - nya
tetapi syukurlah, lisan yang disenyawai kebenaran tetap lantang bersuara, tidak bungkam karena ancaman, tidak radang oleh duit, karna ini tentang kecintaan pada agama
apabila rusuh yang dicari, sudah sedari dahulu mengalami. cuma muslim itu terikat perintah nabinya, santunlah dalam berdakwah, jangan balas sikap nista dengan sama nistanya
tuntutan kalangan muslim simpel aja, yang bersalah dihukum, yang menista dipenjara, tidak butuh berhubungan dengan politik kapitalis, yang mayoritas ummat tidak tertarik dengannya
urusan al - quran ini melebihi manusia, karena dia tentang dzat yang mencipta manusia, yang tanpa - nya kita tiada, dan juga sehabis dunia hendak berulang pada - nya semua
karena itu perjuangan ini takkan henti saat sebelum memperoleh keadilan, bukan keadilan tipe perundingan para pemodal, tetapi keadilan yang sesungguhnya ditegakkan. []
(sumber : http:// news. beritaislamterbaru. org )
oleh : ustadz felix siauw
namanya nasihat ulama itu harusnya didengarkan, pastilah terdapat kebaikan disitu walaupun bisa jadi getir buat diterima dan juga dilaksanakan, karena yang berilmu itu lebih utama
apabila cuma satu - dua yang menasihati, dapat jadi mereka tidak layak didengar, tetapi apabila sudah ramai yang menasihati, tidak bisa jadi jutaan kerasa seluruhnya salah, seluruhnya tidak bernilai
mengabaikan satu demi kepentingan jutaan itu logis, tetapi membela satu orang kemudian mengecam jutaan itu sadis. tidak memiliki nurani, terlebih lagi condong kearah keras kepala
membingkai peristiwa yang belum jadi, menuduh seluruh yang berseberangan dengan " makar " cuma karna ia dekat dengan penguasa, bukan langkah bijaksana
menuding gerakan belaquran bagaikan gerakan makar dan juga mengusik kedamaian, sedangkan yang jelas mengusik kedamaian disikapi biasa saja
berlindung dibalik " menunggu proses hukum " , sedangkan hukum agama senantiasa diabaikan, sementara itu dikala menghadap allah, yang allah tanya, apakah kita taat hukum syariat - nya
tetapi syukurlah, lisan yang disenyawai kebenaran tetap lantang bersuara, tidak bungkam karena ancaman, tidak radang oleh duit, karna ini tentang kecintaan pada agama
apabila rusuh yang dicari, sudah sedari dahulu mengalami. cuma muslim itu terikat perintah nabinya, santunlah dalam berdakwah, jangan balas sikap nista dengan sama nistanya
tuntutan kalangan muslim simpel aja, yang bersalah dihukum, yang menista dipenjara, tidak butuh berhubungan dengan politik kapitalis, yang mayoritas ummat tidak tertarik dengannya
urusan al - quran ini melebihi manusia, karena dia tentang dzat yang mencipta manusia, yang tanpa - nya kita tiada, dan juga sehabis dunia hendak berulang pada - nya semua
karena itu perjuangan ini takkan henti saat sebelum memperoleh keadilan, bukan keadilan tipe perundingan para pemodal, tetapi keadilan yang sesungguhnya ditegakkan. []
(sumber : http:// news. beritaislamterbaru. org )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar