TUTUP!!! Klik 2x...

700 Ribu Jamaah Haji, Tidak Satupun yang Diterima Ibadahnya !?

Merupakan ulama abu abdurrahman abdullah bin al - mubarak al - hanzhali (AL) marwazi [1] ulama populer di makkah yang menggambarkan riwayat ini. sesuatu kala, sehabis tuntas menempuh salah satu ritual haji, dia istirahat dan juga tertidur.

dalam tidurnya dia bermimpi memandang 2 malaikat yang turun dari langit. dia mendengar obrolan mereka “berapa banyak yang tiba tahun ini? ” tanya malaikat kepada malaikat yang lain. “tujuh ratus ribu, ” jawab malaikat yang lain. “berapa banyak mereka yang ibadah hajinya diterima? ” “tidak satupun”

obrolan ini membikin abdullah gemetar. “apa? ” dia menangis dalam mimpinya. “semua orang - orang ini telah tiba dari belahan bumi yang jauh, dengan kesusahan yang besar dan juga keletihan di sejauh ekspedisi, berkelana menyusuri padang pasir yang luas, dan juga seluruh usaha mereka jadi percuma? ”

sembari gemetar, dia melanjutkan mendengar cerita kedua malaikat itu. “namun terdapat seorang, yang walaupun tidak tiba menunaikan ibadah haji, namun ibadah hajinya diterima dan juga segala dosanya telah diampuni. berkat ia segala haji mereka diterima oleh allah. ” “kok bisa” “itu kehendak allah” “siapa orang tersebut? ” “sa’id bin muhafah[2], tukang sol sepatu di kota damsyiq (damaskus saat ini) ”

mendengar perkataan itu, ulama itu langsung terbangun. sepulang haji, dia tidak langsung kembali kerumah, tetapi langsung mengarah kota damaskus, siria. hingga disitu dia langsung mencari tukang sol sepatu yang diucap malaikat dalam mimpinya. kira - kira seluruh tukang sol sepatu ditanya, apa benar terdapat tukang sol sepatu yang namanya sa’id bin muhafah.

“ada, ditepi kota” jawab salah seseorang sol sepatu sembari menampilkan arahnya. sesampai disitu ulama itu menciptakan tukang sepatu yang berpakaian lusuh, “benarkah kamu bernama sa’id bin muhafah? ” tanya ulama itu “betul, siapa tuan? ” “aku abdullah bin mubarak” said juga terharu, ayah merupakan ulama populer, terdapat apa menghadiri aku? ”

sejenak ulama itu kebimbangan, dari mana dia mengawali pertanyaanya, kesimpulannya dia juga menggambarkan hal - hal mimpinya. “saya mau ketahui, terdapatkah suatu yang telah kamu perbuat, sampai - sampai kamu berhak memperoleh pahala haji mabrur? ”

“wah aku seorang diri tidak ketahui! ” “coba ceritakan gimana kehidupan kamu sepanjang ini. hingga sa’id bin muhafah menceritakan. “setiap tahun, tiap masa haji, saya senantiasa mendengar labbaika allahumma labbaika. labbaika la syarika laka labbaika. innal hamda wanni’mata laka wal mulka. laa syarika laka. ya allah, saya tiba karna panggilanmu. tiada sekutu bagimu. seluruh ni’mat dan juga puji merupakan kepunyanmu dan juga kekuasaanmu. tiada sekutu bagimu.

tiap kali saya mendengar itu, saya senantiasa menangis. ya allah saya rindu mekah. ya allah saya rindu memandang kabah ijinkan saya datang….. ijinkan saya tiba ya allah oleh karna itu, semenjak puluhan tahun yang kemudian tiap hari aku menyisihkan duit dari hasil kerja aku, bagaikan tukang sol sepatu. sedikit demi sedikit aku kumpulkan. kesimpulannya pada tahun ini, aku memiliki 350 dirham, cukup buat aku berhaji “saya sudah siap berhaji”

“tapi kamu batal berangkat haji” “benar” “apa yang terjalin? ” “istri aku berbadan dua, dan juga kerap ngidam. waktu aku bakal berangkat dikala itu ia ngidam berat” “suami ku, engkau mencium bau masakan yang nikmat ini? “ ya sayang” “cobalah kau cari, siapa yang masak sampai - sampai baunya nikmat begini. mintalah sedikit untukku”

" ustaz, sayapun mencari sumber bau masakan itu. nyatanya berasal dari gubug yang kira - kira runtuh. disana terdapat seseorang janda dan juga 6 anaknya. aku bilang padanya kalau istri aku mau masakan yang dia masak, walaupun sedikit. janda itu diam aja memandang aku, sampai - sampai aku mengulangi perkataan aku.

kesimpulannya dengan lama - lama dia berkata “ tidak boleh tuan” “dijual berapapun hendak aku beli” “ santapan itu tidak dijual, tuan” katanya sembari berlinang mata. kesimpulannya aku tanya mengapa? sembari menangis, janda itu mengatakan “daging ini halal intuk kami dan juga haram buat tuan” katanya.

dalam hati aku: gimana terdapat santapan yang halal buat ia, namun haram buat aku, sementara itu kita bersama muslim? karna itu aku mendesaknya lagi “kenapa? ”

“sudah sebagian hari ini kami tidak makan. dirumah tidak terdapat santapan. hari ini kami memandang keledai mati, kemudian kami ambil sebagian dagingnya buat dimasak. “bagi kami daging ini merupakan halal, karna andai kami tidak memakannya kami hendak mati kelaparan. ” tetapi untuk tuan, daging ini haram.

mendengar perkataan tersebut otomatis aku menangis, kemudian aku kembali. aku ceritakan peristiwa itu pada istriku, diapun menangis, kami kesimpulannya memasak santapan dan juga menghadiri rumah janda itu “ ini masakan buat mu” duit jadikan haji sebesar 350 dirham juga aku bagikan pada mereka.
” pakailah duit ini buat mu sekeluarga. pakai buat usaha, supaya engkau tidak kelaparan lagi”

ya allah……… disinilah hajiku ya allah……… disinilah mekahku. mendengar cerita tersebut abdullah bin mubarak tidak dapat menahan air mata. “kalau begitu engkau benar pantas mendapatkannya”

[1] dalam tipe lain, ulama itu merupakan hasan al - basyri , ulama mesir populer. tetapi aku lebih mempercayai ulama ini bernama abdullah bin mubarak karna riwayatnya yg lebih jelas. dia lahir pada tahun 118 h/736 meter. dia merupakan seseorang pakar hadits yang terkemuka. dia amat pakar di dalam bermacam cabang ilmu pengetahuan, antara lain di dalam bidang gramatika dan juga kesusastraan. dia merupakan seseorang saudagar kaya yang banyak berikan dorongan kepada orang - orang miskin. dia wafat dunia di kota hit yang terletak di tepi sungai euphrat pada tahun 181 h/797. allah yang lebih ketahui.

[2] dalam riwayat lain tukang sepatu ini bernama ali bin mowaffaq.





(sumber: coretanhisyam. blogspot. co. id)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ads
Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Halaman