TUTUP!!! Klik 2x...

Kisah Penuh Hikmah Yang Luar Biasa Dari Nenek Pemungut Daun Yang Bershalawat Pada Setiap Lembar Daunya

Dulu di satu buah kota di madura, terdapat seseorang nenek tua penjual bunga cempaka. dia menjual bunganya di pasar, sehabis jalur kaki cukup jauh. usai berjualan, dia berangkat ke masjid agung di kota itu. dia berwudhu, masuk masjid, dan kerjakan salat zhuhur. sehabis membaca wirid seadanya, dia keluar masjid dan juga membungkuk - bungkuk di taman masjid.

dia mengumpulkan dedaunan yang berceceran di taman masjid. selembar demi selembar dikaisnya. tidak satu lembar juga dia terlampaui. tentu aja agak lama dia mensterilkan taman masjid dengan trik itu. walaupun sesungguhnya matahari madura di siang hari begitu menusuk. keringatnya membasahi segala tubuhnya.


banyak wisatawan masjid jatuh iba kepadanya. disuatu hari takmir masjid mengambil keputusan buat mensterilkan dedaunan itu dikala saat sebelum perempuan tua itu tiba. pada hari itu, dia tiba dan selekasnya masuk masjid. usai salat, dikala dia mau kerjakan pekerjaan rutinnya, dia kaget.

tidak terdapat satu juga daun terserak di sana. dia berulang lagi ke masjid dan menangis dengan keras. dia mempertanyakan kenapa daun - daun itu sudah disapukan dikala saat sebelum kehadirannya. orang - orang menarangkan apabila mereka kasihan kepadanya. " apabila kamu kasihan kepadaku, " kata nenek itu, " berikanlah kesempatan kepadaku buat membersihkannya. "

pendek cerita, nenek itu dibiarkan mengumpulkan dedaunan itu serupa biasa. seseorang kiai terhormat disuruh buat bertanya pada perempuan itu kenapa dia demikian antusias mensterilkan dedaunan itu. perempuan tua itu mau menarangkan penyebabnya dengan 2 prasyarat : kesatu, cuma kiai yang mencermati rahasianya ; ke - 2, rahasia itu tidak dapat disebarkan dikala dia masih senantiasa hidup.

dikala ini dia telah meniggal dunia, dan kamu mampu mencermati rahasia itu. " aku ini perempuan bodoh, pak kiai, " tuturnya. " aku ketahui amal - amal aku yang kecil itu bisa jadi aja pula tidak benar aku jalani. aku mustahil selamat pada hari akhirat tanpa terdapat syafaat kanjeng nabi muhammad

tiap waktu aku mengambil selembar daun, aku katakan satu salawat pada rasulullah. nanti apabila aku mati, aku mau kanjeng nabi menjemput aku. biarlah seluruh daun itu bersaksi apabila aku membacakan salawat kepadanya. " narasi ini aku dengar dari kiai madura, d. zawawi imran, membikin bulu kuduk aku merinding. perempuan tua dari kampung itu bukan cuma menguak cinta rasul dalam wujudnya yang tulus.

dia pula memperlihatkan kerendahan hati, kehinaan diri, dan juga terbatasnya amal dihadapan alloh swt. lebih dari itu, dia pula mempunyai pemahaman spiritual yang mulia : dia tidak mampu mempercayakan amalnya. dia amat tergantung pada rahmat alloh. dan siapa lagi yang jadi rahmat segala alam terkecuali rasululloh saw?

diketik lagi dari novel " rindu rosul " , karangan jalaluddin rakhmat, penerbit rosda bandung, perihal 31 - 33. cetakan kesatu september 2001.



(sumber: ayokhidupsehat. com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ads
Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Halaman