TUTUP!!! Klik 2x...

Kisah Sedih Penghafal Al Quran yang Ditimpa Penyakit Tumor Otak

suatu cerita dari ekspedisi aminah al - mi’thowi yang mencengangkan, ia bertutur, “aku merupakan perempuan yang dahulu kuduga kalau diriku sudah wafat saat sebelum lahir, karna saya mengalami sebagian bencana yang bermacam - macam dalam hidupku. suatu yang tidak terbayangkan dalam benakku.

tetapi alhamdulillah, keyakinanku pada allah terus menjadi kokoh. dikala saya bimbang memaknai kehidupan di sekelilingku, saya cuma berserah diri kepada - nya. saya dahulu berpenyakit tumor otak. tidak sangat kurang baik, tetapi penyakit itu seram. biarpun penindakan secara selalu dan juga tertib, tetapi tidak terdapat isyarat baik sepanjang 4 tahun. tetapi secara internal, saya percaya kalau allah tidak mengujiku dengan penyakit melainkan buat memberiku suatu yang luhur lagi agung dan juga mengampuni dosa - dosaku. jadi, tes itu terdapat pelajaran yang tidak kita tahu hikmahnya.

terakhir kalinya saya mendatangi dokter, mataku merasakan dunia nampak hitam diakibatkan akhir pemvonisan dari dokter. laporan yang selamanya tidak mengasyikkan. kemudian saya putuskan buat menghafal al - qur’an supaya hatiku tenang. mulanya bukan buat kesembuhanku, tetapi niatku menghafalnya saat sebelum mati. karna awal mulanya saya terasa ajalku sudah dekat. saya mengawali hafalan seorang diri, kadang - kadang saya bersungguh - sungguh, tetapi sering - kali pula semangatku melemah. karna saya percaya memayahkan otak dengan hafalan dapat menaikkan ganas penyakit. kemudian saya menghafal lagi hingga berulang - ulang. saya menyanjung allah siang hingga malam karena - nya. demi allah, perasaanku tidak dapat diutarakan dan juga kebahagiaanku amat besar dengan meyelesaikan tulisan demi tulisan, lembar demi lembar. perasaan senangku melupakan hendak penyakitku, sekalipun saya pula padat jadwal dengan menolong bapak dan juga bunda.

dari momen itu, saya mulai menghafal. tetapi keinginanku buat tidur senantiasa meyerangku, amat banter saya tidur kira - kira 16 jam satu hari. namu saya takut waktuku hendak habis percuma. hingga saya berserah diri kepada allah. segenap diriku percaya hendak terjauh dari setan, dan juga saya mengalahkannya dengan perbanyak wudhu. benar wudhu terdapat stimulan (obat) yang luar biasa. saya banyak bergerak, pantang mundur, saya senantiasa menghafal dan juga senantiasa memohon dorongan allah dengan shalat dan juga istighfar. kala saya membaca firman - nya yang artinya“berkata, musa: ”itulah mereka lagi menyusuliku dan juga saya bersegera kepada - mu ya tuhanku, supaya biar engkau ridho (kepadaku) ” (thaha: 84). tangisku seketika mengucur deras, terasa dalam waktu dekat saya hendak mati. karna itu, saya wajib menghafak al - qur’an hingga berjumpa allah dengan kitab - nya, mudah - mudahan ia mengampuniku. saya sempurnakan penrjalanan hafalanku, berpindah dari taman ke taman lain dan juga dari baris ke baris. pada dikala yang seiring melawan kerasa sakit, melawan bisikan setan, dan juga pula nafsuku seorang diri.
tetapi dengan apa saya hendak menghadap allah? saya mengharap penolong, saya mau penghibur dalam kuburku. kubur itu sepi. bila semangatku melemah, dengan trik apa saya berbakti kepada kedua orang tuaku? saya berharap memuliakan mereka di hari kiamat dengan mahkota, bukankah mereka pula mencermati sakitku ini? sakit yang saya derita sepanjang ini? begitulah saya pula senantiasa teringat dengan perkataan malaikat nanti padaku, “bacalah dan juga naiklah”. hingga besar dan juga luhurlah niatku menghafal al - qur’an.

saya dalam peperangan kompetisi, hingga kesimpulannya saya down dan juga dunia merasa hitam. saya terasa tidak bisa jadi menghafal al - qur’an karna sakitku. hapir aja saya meninggalkan amalan mulia ini. tetapi yang susah gimana saya menolong bapak dan juga ibuku? saya menangis panjang di keheningan malam. kemudian saya membaca al - qur’an, sampai kesimpulannya mataku tertuju pada firman allah yang maksudnya “dan sebetulnya telah kami peruntukan kapal itu seorang diri bagaikan pelajaran, hingga terdapatkah orang yang ingin mengambil pelajaran? ” (al - qamar: 15). demi allah, seakan - akan saya baru kesatu kali membacanya. allahu akbar. allah telah menanggungku dengan gampang menghafal. kemudian mengapa saya tidak memohon pertolongan - nya dan juga memperbaharui tekadku? “demi allah, saya tidak hendak menghadap allah melainkan kitab - nya sudah terdapat dihatiku. ”

saya sempurnakan ekspedisi hafalan, hari - hari lalu, lagi saya bersungguh - sunggu, hingga kesimpulannya tiba malam khataman. saya putuskan buat tidak tidur saat sebelum menghafal. saya berwudhu, kemudian shalat malam 2 raka’at, dan juga mulai menghafak. dan juga pada malam itu dengan karunia - nya, allahu akbar, allah membuka pintu hatiku lebar - lebar. saya menghafal dengan puncak konsentrasi dan juga kebahagiaan, hingga saya menggapai kemuliaan hafalan.
dan juga kesimpulannya, nampak olehku tulisan an - nas, alhamdulillah, ya allah kesimpulannya saya hingga. disini saya mengucurkan air mata yang belum sempat merasa manis sebelumnya. kemudian saya menangis dari relung hati yang amat dalam. saya telah hafal al - qur’an sebagaimana orang yang diajukan buat mendegar di depan malaikat dan juga pemimpin orang - orang yang syahid. kematian terbayang olehku amat merasa dekat.

dengan khatam ini, saya terasa serupa baru dilahirkan. seluruh puji untuk allah yang maha sanggup atas seluruh suatu. dan juga kala menghendaki sesuatu masalah, ia katakan padanya, “jadilah! ” hingga terjadilah. ” kala itu saya terasa ajal mendekat. namun perasaanku tidak serupa dahulu lagi. saat ini saya terasa bahagia, karna hendak berjumpa dengan - nya lagi saya telah meghafal kitab - nya.

selang sebagian hari, saya berangkat mengobservasi analis tumorku ini. dan juga saya dalam kondisi bersiap - siap menerima bencana dalam hidupku. tetapi, saya ditimpa shock yang tidak sempat saya bayangkan sebelumnya. dokter keluar mengabari hasil analisis. tetapi disitu cuma terdapat perihal yang terindikasi trouble. ruang hasil analisa nampak kacau balau. dokter nampak tercengang, mereka berkumpul buat memantapkan apa yang dilihat pada sinar - x. saya duduk sembari berdia, “ya allah, selamatkanlah musibahku. dan juga gantilah dengan yang baik. ”

menit lalu seperti tahum. saya terasa down dikala dokter mulai memberitahuku hasilnya. dan juga mendadak saya terperanjak shock dikala dokter bilang, “subhanallah, engkau sudah sembuh sempurna dengan proporsi 70 persen ! ! !. ” allahu akbar.. allahu akbar. ya allah, alangkah agungnya berita yang kudengar ini, sementara itu saya berharap kemajuan cuma 1 persen. mendadak itu saya bersujud dan juga menangis dengan tangisan yang belum sempat kulakukan sebelumnya dalam hidupku. maha benar firman - nya. dalam al - qur’an terdapat penyembuh untuk manusia. “maka jangan berputus asa dari rahmat - nya. ” tiap yang ia tulis pada kita merupakan rahmat dan juga belas kasihnya.

subhanaallah… allah maha segalanya yang terlebih lagi manusia juga tidak dapat memutuskan hendak hidup seorang bila allah berkehendak dia belum saatnya berjumpa dengan rabb - nya.. ! ini nyata dirasakan oleh aminah al - mi’thowi.

ini salah satu cerita ekspedisi para penghafal al - qur’an (dalam novel yang bertajuk “kisahku dalam menghafal al - qur’an”).

penulis muna said ulaiwah

=====

sumber : denyaris





(sumber: akhwatmuslimah. com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ads
Diberdayakan oleh Blogger.

Total Tayangan Halaman